SENDANG PELUS BUAYAN
Wisata Kebumen kali ini menyusuri Obyek wisata alam , salah satunya yaitu sendang pelus.Sendang Pelus ini terletak di Kecamatan Buayan, atau 10 km selatan Gombong dan 31 km barat daya Kebumen. Air yang ke luar dari celah batu gamping di bawah perbukitan membentuk sebuah sendang yang memiliki garis tengah sekitar 5 m. Dan air yang disalurkan melalui parit, atau di bagian hilirnya dipakai oleh penduduk setempat untuk keperluan memasak, mandi dan mencuci.
Rogodadi adalah desa di Kecamatan Buayan, Kebumen, Jawa Tengah.
Terkenal dengan sendang pelusnya yaitu sendang tempat mata air yang di dalamnya ada ikan air tawar seperti belut yang berukuran extra besar yang disebut pelus,mata pencaharian sebagian penduduknya adalah petani dan penambang, selain sering disebut dengan nama Rogodadi desa ini juga biasa disebut dengan nama Meto/Metho, desa yang berbentuk lembah dengan pemandangan di barat berupa perbukitan dan di timur berupa sawah yang terbentang luas.
Di kaki bukit yang terletak di desa Meto Rogodadi
kecamatan Buayan ada sebuah mata air yang tidak pernah kering dengan airnya
yang sangat jernih. Mata air itu sekarang dikelilingi tembok dan tertampung
dalam kolam semen yang mempertahankan bentuk aslinya. Karena perkembangan
jaman dan semakin banyaknya orang berkunjung kesana maka dibuatlah pagar
keliling dan lantai semen sehingga memudahkan orang untuk jalan berkeliling.
Suasana
mistis segera terasa begitu kaki menginjak halaman tempat itu yang terkenal dengan
nama Sendang Pelus. Pohon-pohon rimbun yang mengelilinginya seolah merangkul
dan melindungi tempat itu dari gangguan siapa saja. Agak ragu-ragu penulis akan
melangkah lebih jauh kedalam. Keraguan ini memancing perhatian seorang wanita
yang memberi tahu kalau tempat itu ada yang mengurusnya atau juru kuncinya dan
akan memanggilnya.
Lagi-lagi
muncul seorang wanita,ibu-ibu yang terbilang tidak muda lagi mendekat dan
menyalami penulis seolah memberi tanda dan mengatakan bahwa dirinyalah si juru
kunci yang ditunggu-tunggu. Jarang memang juru kunci seorang wanita. Dari
penjelasannya memang dialah juru kunci Sendang Pelus menggantikan suaminya juru
kunci sebenarnyai yang meninggal tahun lalu. Sukini nama wanita yang kini
berusia 59 tahun ini ditunjuk oleh desa menjadi juru kunci sebagai penghormatan
kepada almarhum suamimya Ronowiharjo yang telah mengabdikan dirinya sebagai
juru kunci sejak tahun 1972 hingga akhir hayatnya.
PELUS
KERAMAT
Dari namanya Sendang
Pelus bisa dipastikan bahwa ada pelus yang hidup atau menjadi penghuni
sendang itu. Menurut Sukini ada sembilan ekor pelus yang sampai saat ini
bersembunyi di lubang-lubang sendang dan hanya menunjukkan dirinya bila Sukini
memberinya makanan. Kesukaan pelus-pelus ini nasi dan telor goreng seperti
ketika dia meminta penulis menunggu sebentar dan kembali membawa sepiring nasi
berikut dua telor goreng ceplok yang sengaja warna kuningnya dominan mungkin
untuk menarik perhatiannya. Dengan sebatang kayu telor itu dipotong-potong
dalam beberapa bagian kemudian ditusuk dengan ujung kayu tadi dan
digerak-gerakkan didepan lubang dimana pelus-pelus itu bersembunyi. Lalu
muncullah dari dalam lubang pelus-pelus yang misterius itu. Separuh badannya
keluar dan separuhnya masih didalam lubang.
Melihat
rupa dan warnanya kesan mistiknya lalu muncul. Rupanya mirip ikan Bayong tapi
dengan ukuran yang besar memanjang seperti ular dengan sisik kehitam-hitaman
Yang muncul waktu penulis melihatnya cukup besar menurut Sukini beratnya
sekitar tujuh kilo sedang yang paling besar jarang sekali keluar meskipun
“dipancing” dengan makanan yang sama. Di sendang bagian atas ada lima ekor
sedang di hilir yang menyatu dengan selokan selebar kurang lebih tiga meter ada
empat ekor.
Menurut
Sukini pelus-pelus itu sangat menikmati tinggal disitu karena tidak ada yang
berani mengusiknya. Bagaimana mau memancingnya kalau melihat rupanya saja sudah
ngeri. Pelus-pelus ini juga mempunyai anak namun jumlahnya tidak pasti dan
cenderung “lenyap” begitu saja tanpa diketahui kemana larinya. Dan anehnya
pelus-pelus yang hidup disitu seolah-olah tidak bisa diganggu oleh kehadiran
ikan-ikan lain. Pernah dicoba memasukkan ikan emas dengan harapan akan memberi
“warna” dan nuansa lain supaya lebih semarak tetapi ikan-ikan tadi tidak
bertahan lama karena hanyut ke selokan dan entah kemana.
Ada
beberapa ikan kecil yang bergerombol itupun menurut Sukini juga ikan-ikan
“bawaan” sudah sejak lama hidup berdampingan secara damai dengan para
pelus yang berwi bawa itu. Pelus laki-laki warna sisiknya lebih hitam sedang
yang perempuan lebih terang dan Sukini menyebutnya lebih putih. Dia ketawa
waktu penulis mengomentarinya “wah kaya manusia saja perempuannya lebih
menarik”. Keberadaan pelus-pelus ini tidak diketahui dengan pasti. Sejak kakek
Sukini yang juga menjabat sebagai juru kunci pelus-pelus ini sudah ada, tentu
saja keturunannya entah generasi yang keberapa.
Wisata
Sendang Pelus nuansa mistisnya sangat kental ini sangat terasa begitu memasuki
halaman sendang rasanya ada semacam “pesan” supaya kita jangan ribut atau
berteriak layaknya kalau kita berwisata ke pantai atau tempat-tempat lain yang
memberi keceriaan kepada pe ngunjungnya. Perilaku sopan,tidak mengeluarkan
suara-suara keras seolah otomatis hinggap begitu saja tanpa ada yang
memerintahkan atau memintanya.
TUJUAN WISATA
Sendang Pelus merupakan
tujuan wisata meski tidak sekelas dengan rekan-rekan tujuan wisata di Kabupaten
Kebumen lainnya. Namun secara mistis Sendang Pelus memperoleh perhatian yang
cukup besar karena keunikannya. Sendang Pelus merupakan rangkaian tujuan Wisata
mistis dari arah barat yang kesohor aura kemistikannya, Gunung Srandil. Gunung
yang konon tempat para pemimpin neger ini bersemedi dan mengheningkan pikiran
serta memperoleh wangsit. Dari Gunung Srandil kemudian ke Karangbolong. Sendang
Pelus dan Bulu Pitu di Kebumen.
Menurut
Sukini Sendang Pelus sehari-hari sepi hanya dikunjungi oleh beberapa orang
saja. Di hari libur sekolah pengunjungnya lebih banyak dan banyak pula pelajar
yang berkunjung untuk memperoleh bahan karya tulisnya. Dari para pengunjunglah
Sukini memperoleh pemasukan yang tidak ditentukan besarnya.
Sebagai
wanita yang ulet Sukini melihat bahwa daerah sekitar sendang yang berbukit-bukit
itu bisa dimanfaatkan untuk mengisi kekosongannya yang hidup seorang diri.
Anak-anak yang jumlahnya ada lima orang tidak ada yang menetap di Rogodadi.
Meskipun seorang wanita Sukini tidak segan-segan menyingsingkan lengan bajunya
sebagai penjual batu split dan batu untuk pondasi. Kegiatan ini merupa kan
penopang kebutuhan sehari-harinya karena sebagai juru kunci hanya tergantung
dengan ada tidaknya pengunjung Sendang Pelus. Sebagai juru kunci almarhum
suaminya sejak tahun 1972 sama sekali tidak menerima gaji atau honorarium
demikian pula Sukini. Seingat penulis dalam Peraturan Bupati Kebumen No.45 Th
2012 tentang Standarisasi biaya umum kegiatan Tahun Anggaran 2013 ada tercantum
upah juru kunci namun tidak begitu jelas juru kunci Sendang Pelus masuk
kategori yang mana.
TRADISI
Warga
desa Rogodadi selalu melaksanakan syukuran setiap satu tahun sekali
dengan menyembelih seekor kerbau. Pemotongan kerbau ini sudah berlangsung turun
temurun dengan dimeriahkan kesenian Lengger atau Tayuban. Syukuran yang hingga
kini masih dilestarikan ini sepenuhnya menjadi tanggungan desa. Syukuran juga
berkaitan dengan berhasilnya panen dan sebagai penolak bala serta demi keselamatan
warga desa Rogodadi.
Sumber : www.mediaobsesi.com, www.wisatakebumen.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar