Selamat Datang

NGOENA (MENGENANG MASA KANAK-KANAK)

NGOENA I
(BUKIT CEMARA, CURUG & PINESAN
KARANGANYAR - KEBUMEN)



BUKIT CEMARA

Bukit Cemara adalah nama suatu perbukitan di sebelah utara Karanganyar. Jarak tempuh dari Karangnyar kurang lebih sekitar 7 km dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Jalan yang di lalui kalo dari selatan bisa lewat sebelah barat jembatan kali karanganyar yang sebelah baratnya ada Hotel Aman lurus ke utara nanti akan melewati jembatan kali tumpang, kenapa dinamakan kali tumpang karena memang ada dua kali yang saling bertindih (tumpang) yaitu kali rigasi sempor yang berada di atas kali yang menjadi anakan kali Abang sebelah barat RM. Jakarta. Kalo sudah sampai di jembatan kali tumpang sebaiknya ambil jalur timur yang lebih mudah dan lebih dekat, begitu juga kalo mengambil jalan dari arah timur bisa melalui jalan masuk menuju Balai Desa Karang Kemiri yaitu jalur jalan raya Karanggayam- Karanganyar lurus ke barat hingga sampai jembatan kali tumpang lalu ambil jalur kanan menuju utara.  Perbukitan ini merupakan gugusan perbukitan Seribu yang berbentuk Leter T dari Pegunungan Serayu ke Selatan hingga bukit Argopeni Ayah lalu dari pegunungan Sempor membujur ke timur hingga Magelang. Bukit Cemara terdiri dari 2 bukit kembar yang tingginya lebih kurang 500 m.


Mengenang bukit Cemara yang diera tahun 1970 an masih sangat bagus dan subur. Disisi-sisi bukit masih banyak air sungai (kalen) yang mengalirkan air pegunungan yang bening dan dingin. 

Dipuncak bukit ada pohon wuni, yang buahnya lumayan kecut,  tapi kalau tidak memetik buah wuni rasanya ada yang kurang. Ada juga buah duwet yang besarnya sebesar ibu jari kalo sudah masak warnanya ungu dan rasanya manis. Satu lagi buah yang ada di puncak bukit yaitu buah Tanjung yang bentuknya seperti buah melinjo kalo sudah masak warnanya orange ke merah-merahan dan rasanya manis agak sepet tapi mengenyangkan lumayan untuk ganjal perut selain makan singkong atau ketela mentah ataupun bakar. Untuk menghilangkan rasa haus bisa minta kelapa muda sama penduduk setempat kalo ada pemiliknya kalo tidak ada ya ijin sama pohonya alias nyolong.  Memandang pemandangan dari puncak bukit sangat menyenangkan, terlihat dikejauhan selatan terlihat laut warnanya kebiru-biruan dan sebelah barat bukit-bukit yang membujur dari Gombong ke Karangbolong. Tidak kalah menariknya kota karanganyar, kemit dan gombong terlihat begitu jelas dan hamparan padi yang terbelah oleh sungai dan kali yang meliuk-liuk seperti ular. Subbhanalloh begitu sempurna dan indahnya ciptaan Alloh SWT. 

Mata pencaharian penduduk dibukit adalah beternak kambing dan berladang terutama menanam singkong, sayur-mayur, dan buah-buahan. hasil buminya dijual ke Karanganyar. Disamping itu penduduk juga memanfaatkan batu cadas untuk membuat tungku api, dan dijual di pasar Karagnanyar.


Disekitar bukit juga tumbuh pohon bambu kecil atau disebut pring tulup. Bambu-bambu ini biasa digunakan untuk membuat seruling. Namun oleh anak-anak digunakan sebagai mainan untuk membuat tulup (sampit), dengan pelurunya tanah lempung atau mata anak panah. 


Dibukit tersebut juga tumbuh pohon langka seperti pohon kepel, dimana buah kepel itu unik karena berbuah disepanjang batang pohon dan dahannya, apabila sudah agak tua/masak buah tersebut biasanya dibungkus dengan anyaman daun kelapa (widhig) biar kalo jatuh tidak kemana-mana. Buahnya berwarna coklat dengan daging buahnya berada diantara kulit dan biji, sedangkan besar buahnya hanya sebesar kepalan tangan anak-anak sehingga buah tersebut dinamakan "Buah Kepel" (Kepal). Kalo sudah masak Rasanya khas & unik begitu juga baunya sangat khas pula.


CURUG

Disebelah utara agak timur ada curug (air terjun) yang diberi nama Suruhan, yang airnya sangat bening dan dingin. Namun disitu ada lubuk yang cukup dalam sekitar 10 m, yang konon kabarnya ada sepasang binatang Pelus (sidat raksasa) yang jantan bertanduk dan konon ceritanaya tanduknya menancap di celah-celah batu sehingga tidak bisa keluar dan untuk keperluan makanannya pelus betina yang mencari keluar dan juga konon ceritanya pernah ada sepasang suami yang berkebun di tepian sungai tersebut sambil membawa anaknya yang masih bayi. karena bekerja menggarap ladang maka anaknya ditaruh di ayunan dan tanpa sepengetahuan kedua orang tua sianak tersebut diambil oleh pelus betina untuk dijadikan makanan pelus jantan yang terjepit diantara batu didasar curug maka gemparlah seluruh warga setempat dan cerita tersebut turun temurun menjadi sebuah cerita. Mandi di curug Suruhan sangat mengasyikkan, karena airnya bening dan sejuk. Apabila sedang beruntung kadang2 ada buah durian yang jatuh dari pohon yang terletak di atas curug. Di bawah curug suruhan ada lagi curug namun tidak sedalam dan selebar curug suruhan, namanya curug bandung tetapi untuk mandi juga sangat menyegarkan. Itulah dua curug yang sangat terkenal dan digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa. Walaupun letaknya agak jauh dari karanganyar, tidak mengurangi minat untuk berenang karena disitulah tempat untuk berenang yang murah meriah dari pada harus pergi ke tangsi Gombong, disamping agak jauh juga harus bayar.

PINESAN (HUTAN PINUS)



Terletak di sebelah utara agak kebarat dengan berjalan melewati jalan setapak dan bukit Thuthukan dalam hitungan menit sudah sampai ke pinesan (hutan pinus) dengan panorama sebelah utara dari desa Pohkumbang, Penimbun hingga Karanggayam yang begitu indah disamping terhampar hutan pinus yang eksotik dengan alunan musik hasil gesekan angin dengan daun-daun pinus yang mendayu-dayu sehingga menciptakan alunan sonata romantis yang memabukan pasangan kekasih yang memadu cinta di hutan pinus hingga akan meninggalkan kenangan yang sangat indah tak terlupakan.

NGOENA II
(NANGKEP BURUNG)

Masa kecil adalah masa-masa yang paling indah, bebas berbuat sesuka hati tanpa peduli larangan dari orang tua yang penting senang. Di era tahun 70-an saat itu masih sekolah di SD tepatnya SD Negeri 3 Karanganyar. 

Nangkep Burung Emprit/Peking


Di Usia tersebut kegemaran yang paling disukai adalah nangkep burung, ada burung emprit/peking, burung ini ada dua jenis yaitu emprit/peking biasa warnanya hitam ke coklat-coklatan yang betina, sedangkan yang jantan dadanya berwarna putih sedangkan emprit/peking kaji kepala berwarna putih seperti haji berkopyah putih. 

Biasanya burung2 tersebut membuat sarang dipohon Mahoni, Asam di pinggir jalan dan juga kadang-kadang di tandan pisang. Musim yang paling baik untuk berburu burung adalah ketika musim padi menguning, karena pada saat itu banyak telur burung yang sudah menentas dan sarang tersebut sudah menenetas biasanya bisa dilihat dari induk burung yang membawa makanan dan bunyi cicit anak burung. Anak burung yang paling baik diunduh adalah ketika usianya sekitar tiga minggu, bulu-bulunya sudah agak rapat, kalo baru dua minggu atau kurang bulunya masih suri-suri dom/jarum jahit. 

Dinamakan suri-suri dom karena bentuk bulu sayapnya seperti jarum jahit/kecil dan pipih meruncing. Kalau seusia tersebut di ambil miaranya terlalu repot harus sabar memberi makan (ngloloh) dengan beras yang dikunyah halus lalu disuapi dengan daun pisang yang dibentuk suruh (sendok) kecil.   

Lokasi untuk mencari sarang burung kebanyakan dipohon-pohon pinggir jalan raya, ada di pohon mahoni, asem, kenari bahkan dipohon beringin di alun-alun kadang-kadang juga di pinggir sawah pokoknya dimana saja yang penting ada sarangnya pasti disamperin, tidak peduli pohonnya tinggi ataupun besar. 

Nagkep Burung Sriti/Srewiti

Untuk nangkep burungsrewiti/sriti tidak seperti nangkep burung emprit/peking yang lokasinya di pohon-pohon, tetapi kebanyakan burung srewiti/sriti membuat sarang di kolong-kolong jembatan dan gedung-gedung tua yang tidak berpenghuni. kegiatan nangkep burung biasanya rombongan dengan temen, kalo nggak di kolong jembatan rel kereta biasanya di kolong jembatan jalan raya di deket pasar Cokolan sebelah timurnya atau di deket gereja sananta sela disamping pintu kereta stasiun karanganyar.

Sebenarnya hasil tangkapan tidak dipiara bener-bener tetapi hanya sekedar untuk kesenangan, karena merawat burung srewiti/sriti lebih sulit daripada burung emprit/peking. Burung srewiti/sriti kalo sudah kenah tanah (ngambah lemah) biasanya lumpuh dan tidak lama lagi mati. Nah uniknya kalo ada burung yang mati dikubur seolah-olah seperti mengubur jenazah orang. Dibungkus kain putih lalu dikubur dan diberi patok seperti lazimnya kuburan/pusara orang yang meninggal.

Nagkep burung bango/blekok

Untuk nangkep burung bango/blekok harus menempuh jarang yang agak jauh, karena tempat yang banyak sarang burung bango/blekok adanya di desa Sidonukti kec. Adimulyo, jaraknya kurang lebih 4 Km arah barat di selatan kemit. Burung bango/blekok sarangnya di pohon-pohon tinggi seperti pohon laban, akasia dan sengon. Untuk nangkepnya tidak menaiki pohon, disamping tinggi juga sulit. Karena burung bango/blekok paling takut dengan burung gagak yang warnanya hitam, maka untuk menakut-nakuti agar anaknya jatuh dengan cara mengikatkan kain warna hitam diujung galah, kemudian didekatkan ke sarangnya. 

Mungkin karena dianggap burung gagak karena kain yang berwarna hitam bergerak melambai-lambai seperti sayap burung gagak yang dikiranya akan memangsa anak burung bango/blekok maka anak-anak dan biang burung bango/blekok berebut menyelamatkan diri dengan terjun bebas ke tanah untuk mencari persembunyian. Nah ketika itu kita sudah siap dibawahnya lalu dengan sekejap bisa menangkap anakan burung bango/blekok untuk dibawa pulang dan dipelihara di rumah. Anakan burung bango/blekok kalo dipelihara dari kecil akan sangat jinak dan bisa dilepas mencari makan sendiri dan kalo sudah kenyang atau sore burung-burung tersebut akan kembali dengan sendirinya ke kandang yang memang diperuntukan untuk memelihara burung bango/blekok tersebut.

Nangkep burung Manyar

Jenis brung ini warnanya abu-abu deng payet warna kuning, mulai beranak sama seperti burung emprit/peking yaitu pada musim padi mulai menguning. burung manyar membuat sarang tidak di sembarang pohon tapi seringnya di pohon palem gajah yang tumbuh di sekitar Kantor Kecamatan Karanganyar sebelah utara alun-alun. Cara mengambil sarangnya juga lebih sulit, karena tidak mungkin di panjat, hanya dengan mengandalkan ketepatan ketapel/plintheng. Karena sulitnya untuk nangkep burung manyar maka jarang sekali untuk menangkap burung tersebut, biasanya hanya sekedar iseng-iseng saja disamping resikonya berat yaitu dimarahi oleh pegawai kecamatan karena batu yang diarahkan ke sarang sering meleset dan jatuh di atas genteng sehingga menimbulkan suara yang mengagetkan dan juga bisa memecahkan genteng atau kaca jendela.



NGOENA III
SIBLON / BERENANG



SIBLON/BERENANG

Siblon atau bahasa Indonesianya berenang adalah sangat digemari, baik anak laki2 maupun anak perempuan, baik anak-anak maupun dewasa. Yang akan aku ceritakan adalah siblon/berenang di masa anak-anak. Tempat siblon/berenangpun tidak harus di kolam renang (pada waktu itu hanya ada di Dodik Gombong), bisa di Kali/sungai yang agak dalam (kedhung), kalau siblon/berenang di kali biasanya di kali Karanganyar yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah dan kebetulan ada kedhungnya sehingga pas kepengin siblon/berenang tinggal lari sebentar dah sampai dan langsung terjun. Kalau lagi musim hujan/rendheng pas kalinya banjir penuh sering terjun dari atas jembatan sebelah timur hotel Aman (waktu itu PI belum ada).

Jembatan Kali Karanganyar

SEGARAN

Segaran,  apa sih segaran? istilah segaran adalah tempat resapan air yang luas dan agak dalam (kira2 1,5 meter lebih) luasnya kira 20 m x 30 m. Lokasi segaran terletak di belakang pojok selatan sebelah barat pekaranganya Lae (orang China) yang dibelakang rumah persis ada menara airnya dan bangunan rumahnya adalah bangunan rumah zaman belanda (sekarang sudah dibangun jadi Toko Swalayan PI). Deket segaran ada rumpun bambu kuning kalau malam hari nggak ada yang berani lewat situ karena angker banyak hantunya. Di segaran kalau lagi pas musim hujan airnya penuh seperti kolam renang, ikannya banyak sehingga bisa dijadikan tempat mancing, kalau bosan mancing main gethek/rakit dari gedebog/gedebong pisang  yang dijejer lalu di tusuk pakai bambu hingga membentuk seperti gethek/rakit untuk mainan di segaran. Kalu sudah bermain sampai lupa waktu.


BLUMBANG BUNDER

Blumbang Bunder adalah resapan air yang berbentuk bundar seperti sumur yang agak luas kira2 berdiameter sekitar 7 meter dan dalamnya hampir 2 meter. Sebenarnya bukan tempat untuk siblon/berenang yang layak dan sehat, tapi yang namanya anak-anak tidak boleh melihat air agak banyak. Kalau ada air agak banyak dan dalam bawaanya pengin nyebur. Letak Blumbang Bunder dekat dengan rel kereta api, sebelah timur mbah Rana dan belakang rumah pak Denan (kalau dulunya belakang mba Sainah orang tuanya pembuat kerupuk). Blumbang Bunder seperti segaran biasa digunakan tempat pemancingan karena ikanya banyak dan besar2. Ada ikan Bayong (gabus) Bethok (Bethik yang besar), Sepat Siyem, Lele dan masih banyak jenis ikan lainnya yang ada di Blumbang Bunder. Pernah sekali tempo beramai-ramai siblon/berenang di Blumbang Bunder hingga puas dan ketika selesai badan gatal2 semua, akhirnya berjemur di rel kereta hingga berkurang gatal2nya.

CURUG

Curug adalah tempat siblon/berenang yang paling disukai, baik oleh anak2 maupun orang dewasa, letaknya di sela2 perbukitan Gunung Cemara yang dibentuk oleh air terjun selama beratus-ratus tahun mungkin lebih, sehingga membentuk seperti sumur yang besar terbuat dari bebatuan, kedalaman airnya pada waktu itu belum ada yang bisa memastikan karena saking dalamnya dan juga karena pengaruh legenda masyarakat setempat sehingga tidak ada yang berani untuk mengukur kedalaman air (bahasa jawanya = njajagi). Di musim terang airnya sangat jernih dan dingin, tetapi kalu musim hujan agar keruh (buthek). Curug ada dua buah, yaitu Curug Pesuruhan (yang di atas) kata penduduk setempat menurut cerita para leluhur dulu ada Sepasang Pelus/uling yang sangat besar dan yang jantan bertanduk seperti naga yang bersemayam didalam curug karena terjepit diantara batu sedang yang betina bebas berkeliaran mencari makanan untuk yang jantan itu katanya. Walaupun itu cerita, karena masih anak2 mersa takut juga kalu lagi siblon/berenang di curug Pesuruhan. Sedangkan curug yang satu berada di bawahnya agak jauh dan lebih dangkal, namanya curug Bandung.

KALI IRIGASI


Ini adalah tempat siblon/berenang yang terakhir, Irigasi ini adalah saluran air untuk pertanian yang bersumber di Waduk Sempor yang membujur ke arah timur, tepatnya membelah diantara desa Wanareja dan Karang Kemiri. Kegiatan Siblon/berenang di Irigasi ini tidak sering, hanya kadang-kadang saja pas kebetulan pintu air di Waduk Sempor dibuka dan airnya melimpah. Kadang2 berenang ngendhang sampai ke Kendhiroga perbatasan dengan Plarangan yang dinamai brug talang.



Jembatan Irigasi Kendiroga - Karangkemiri


Begitulah masa kanak-kanak era 70an, hiburanya tidak lepas dari alam, sehingga saat kanak-kanak terasa sangat dekat dengan alam. Beda jauh dengan anak-anak zaman sekarang, tempat bermain anak-anak kalau nggak di warnet game online atau tempat PS-an.






NGOENA IV
NAIK SEPUR ( KERETA )


Kebetulan rumahku tidak jauh dari rel kereta api, kira2 200 meter, dan juga deket dengan stasiun kereta Karanganyar sekitar 500 meter. Kalau mau ke setasiun cukup jalan kaki lewat rel hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menitan. Yang namanya anak-anak seneng sekali kalu berpetualang, bisa lewat jalan, lewat sungai, lewat sawah dengan berbagi tujuan. Adakalanya ke pegunungan, ke pantai, atau menyisir sungai. Kadang-kadang naik sepeda, jalan kaki atau naik kendaraan. Yang sekarang akan aku ceritakan adalah petualangan di masa kanak-kanak dengan kereta api.



Kereta api yang digunakan, kadang-kadang naik kereta api kluthuk, yaitu kerata api penumpang/barang, tapi yang paling sering dengan menggunakan kerata api barang yang berbahan bakar batu bara untuk membakar tungku air yang menghasilkan tenaga uap untuk menggerakan roda sehingga bisa berjalan dengan kecepatan rata 40 KM/jam. Setiap gerbong ada remnya, apabila mau berenti petugas yang berada di gerbong akan memutar rem tangan secara perlahan hingga berhenti. Arah yang dituju kalau ke timur paling biasanya sampai stasiun Sruweng, Soka atau paling jauh Kebumen, dan kembali lagi denagan menumpang kereta yang menuju ke barat. Kalau pas kebetulan naik yang arah ke barat, tujuannya ke Gombong paling jauh sampai Ijo karena ada sensasi yang luar biasa ketika memasuki terowongan Ijo yang sangat gelap dan panjang. Pernah sekali waktu naik kereta diesel menuju ke arah barat, ketika dipertengahan antara Kemit - Gombong ada kontrolan tiket/karcis, berhubung tidak beli tiket/karcis akmi berdua langsung sembunyi di wc pura2 buang air/kencing, tapi dasar sial kami kathuan oleh kondekturnya, ketika ditanya tiket/karcis kami tidak bisa menunjukkan, akhirnya kami dimarahi dan disuruh turun di Gombong. Pulang dari Gombong kami menunggu kereta barang, karena kalau naik kereta barang tidak ada kontrolan alias gratis.


Kalau di bulan Puasa biasanya ngabuburit di pinggir rel sambil main prosodan dengan kardus atau klothokan jambe (Pelepah Pinang) yang jatuh, Kalau ada kereta yang berhenti (istilahnya kris) nunggu kereta dari arah timur masuk ke stasiun. berhentinya pas sebelah barat Singal (Tanda berhenti atau langsung ke stasiun) yang dikendalikan dari stasiun dan kalau ada kereta berhenti anak-anak pada Awe-awe (minta oleh-oleh dari penumpang), kadang-kadang ada yang melempar bengkoang, kerupuk, pisang, roti dan itu semua jadi rebutan anak-anak.
Pengatur Singal

Gardu pengatur pintu dan Kereta

Singal



NGOENA V
MAIN LAYANGAN


Bermain layangan biasanya dimusim kemarau dan lokasi untuk bermain bisa di rel kereta api, koplak dokar, lapangan atau di tanggul kali. Layangan ada beberapa jenis, ada pethekan, ula-ula'an, sendaren bahkan ada yang berbentuk wayang Gatotkaca waktu itu yang memiliki layangan paling besar dan paling baik yaitu Layangan Gatot Kaca milik Pafung anak China cucunya yang punya toko Muncul yang biasa diundha (dinaikan) di belakang pasar sebelah timur yaitu tanah lapang tempat jual hewan ternak.

Layangan Gatotkaca

Yang paling seru adalah sangkutan layangan yaitu mengadu layangan pethekan dengan memakai gelasan yaitu benang yang di celupkan kedalam cairan panas campuran beling halus, gandarukem dan kuning telor biar benangya tajam untuk memutuskan tali lawan. Layangan yang kalah diadu kalu jatuh bebas untuk rebutan istilahnya mburu layangan. Mburu layangan kalau lagi mujur bisa dapat lima atau lebih.

Layangan untuk Sangkutan/Aduan

Layangan Buntutan

Dalam bermain layangan juga ada kode etiknya, yaitu kalau layangan pethekan yang di kasih buntut (ekor) itu haram hukumnya untuk di sangkut, yang boleh di sangkut yaitu layangan pethekan tanpa buntut (ekor). Adapun Layangan Sendaren dan Ula-Ula'an adalah layangan yang dinaikan untuk kesenangan semata tidak untuk diadu/sangkutan

Layangan Jenis Sendaren

Layangan Jenis Ula-Ula'an


NGOENA VI
MANJAT GUNUNG

Gunung Cemara

Masa anak-anak identik dengan masa berpetualang, salah satunya adalah manjat gunung, dari kecil yang namanya berpetualangan adalah kegiatan yang paling disukai. Di alam bebas kita bisa sebebas-bebasnya bereksplorasi dan yang pasti jadi lebih dekat dengan alam, karena kalau kita semakin dekat dengan alam akan tumbuh rasa cinta kepada alam dan yang lebih penting lagi bahwa dengan dekat dan cinta kepada alam secara otomatis akan tumbuh rasa cinta kepada sang pencipta dan itu semua akan semakin mempertebal keimanan kita.

Gunung pertama yang saya taklukan adalah gunung Cemara yang terletak di Desa Wanareja/Wanasri Kecamatan Karanganyar. Disamping ada puncak pass yang bisa menikmati keindahan panorama alam sekitar dan juga bisa melihat garis pantai selatan yang membujur dari timur ke barat yang kelihatan kebiru-biruan dan hamparan sawah yang berpetak-petak yang dibelah oleh liukan kali dan rel kereta api. Di sisi utara Hutan Pinus yang sejuk, anak-anak menyebutnya pinesan terletak dilereng gunung tepatnya di dukuh Thuthukan. Dari lereng pinesan terhampar pemandangan alam yang menakjubkan. Ada lembah Pohkumbang, Penimbun dan lembah Karanggayam.

Alam begitu baik dan ramah, nyatanya tanpa membawa bekal kita tidak akan kehausan dan kelaparan, karena disetiap jengkal jalan menuju puncak menyediakan apa saja yang kita butuhkan. Ada air dan buah-buahan yang tumbuh liar.
Gunung Grenggeng

Gunung yang kedua adalah gunung Grenggeng yang letaknya sebelah barat tidak jauh dari gunung cemara yang tepatnya terletak di desa Grenggeng seperti nama gunung itu sendiri. Gunung Grenggeng lebih besar dari gunung Cemara. Di puncak gunung ada makam Syech Baribin yang sering diziarahi oleh orang-orang yang memliki kepentingan dan keterikatan masing-masing. Dari atas gunung bisa melihat kota Gombong beserta benteng Van Der Wijk.


Benteng Van Der Wijk

Gunung ketiga adalah Gunung Tumpeng, dan yang ke empat adalah Gunung Buthak yang terletak di Kecamatan Karanggayam kalau dari gunung Cemara sebelah timurnya. Menurut cerita konon gunung tumpeng adalah sempalan dari gunung Slamet yang pada saat itu puncaknya masih lancip yang di tendang oleh Bima/Werkudara karena kesal sehingga terlontar jauh kearah tenggara hingga ke karanggayam. Untuk kebenaran cerita tersebut huwalloh hu a'alam. Sebelah timur dari gunung Tumpeng adalah Gunung Buthak, kenapa dinamakan gunung buthak? karena memang puncaknya tidak ada tumbuhan sama sekali alias buthak (botak).



Gunung Tumpeng

Gunung Buthak

Gunung kelima yang pernah aku naiki adalah Gunung Condhong, letaknya sebelah timur gunung Buthak yang tepatnya di desa Penusupan Kecamatan Sruweng. Kenapa dinamakan gunung Condhong? karena memang bentuk dan posisinya yang condong sehingga dinamakan gunung Condhong. Panorama yang disuguhkan begitu eksotik dengan kemiringan 45 derajat dari arah timur dan 90 derajat dari arah barat. Mungkin kalu dikembangkan untuk wisata alam dan olahraga bisa untuk berolahraga Ganthole.  Pernah sekali ketika melakukan pendakian dari sisi selatan yang sangat terjal dan banyak ditumbuhi pohon rotan yang berduri dan sangat rimbun sehingga sangat sulit kalau melakukan pendakian dari sisi ini.

Gunung Condong

Di samping itu juga masih banyak kera yang berkeliaran. binatang ini yang biasanya sangat pemalu, entah kebetulan atau tidak saya dan teman2 melihat begitu banyak kera yang muncul dan bergelayutan di sisi barat yang kemiringannya hampir 90 derajat beratus-ratus kera besar dan kecil muncul begitu saja sehingga menimbulkan rasa takut kalau2 kera2 tersebut menyerang kami. Ternyata perkiraan kami meleset kera2 tersebut begitu cuek dengan keberadaan kami sehingga kami dengan leluasa melihat gerombolan kera yang begitu banyak dan kami sepakat menyebutnya "Badan Kethek" (Hari Raya Kera) itu hanya istilah kami.

Gunung Mahameru Tambak Banyumas

Gunung yang ke enam adalah Gunung Mahameru saya dan teman2 menyebutnya Gunung Kuluk (Mahkota) Basukarno Kakak tertua Pandawa Lima, gunung tersebut terletak disebelah utara Tambak Banyumas. Kalau dari Karanganyar arahnya ke arah barat laut, dan puncaknya sering berkabut dan hawanya dingin. Dengan menyewa mobil bak kami berombongan berangkat sampai Tambak dengan berkendaraan mobil bak tersebut kemudian dilanjutkan jalan kaki. Perjalanan hingga puncak gunung memakan waktu kurang lebih tiga jam. Di puncak gunung Mahamaeru ada Relay TV yang menggunakan tenaga matahari. Pendakian yang saya lakukan dengan teman2 sekitar tahun 1981an ketika itu saya baru kelas I STM.

Itulah beberapa pengalaman saya semasa kecil hingga remaja sering melakukan pendakian ke gunung2 tersebut sehingga menjadi kenangan hingga sekarang yang tidak pernah terlupakan.



NGOENA VI
NAIK KEBO DI KOPLAK DOKAR


Hasil gambar untuk gembala kerbau



Masa-masa yang paling menyenangkan adalah masa kanak-kanak, karena masa itu adalah masa yang dipenuhi dengan bermain. Salah satu yang sangat menyenangkan adalah bermain di koplak area khusus di deket pasar yang digunakan untuk menambat atau menggembala Kuda yang habis menarik dokar/andong sekedar berisitirahat dan memberi makan. Area tersebut terletak di sebelah barat Pasar Karanganyar tidak luas seperti lapangan/alun-alun. 

Di area tersebut dari sebelah utara yang dibatasi oleh jalan raya Gombong - Kebumen, berderet ada dari utara, ada warung jamu nyoya Gudhe yang jualan jamu dan berbagai macam ramuan juga minuman anggur obat (yang saat itu masih bebas di jual) ada Anggur Kolesom, Anggur Malaga, Anggur Beras Kencur, Anggur Limaratus, Anggur Lima Ribu. Belinya boleh botolan atau eceran dan yang paling laku eceran Anggur Lima ratus, boleh beli Rp. 100 untuk satu gelas dan ditanggung nggleyeng. 

Disebelah selatannya ada Warung Mie goreng/rebuh bu Citro yang banyak digemari karena rasanya yang enak dan gurih. pelanggannya datang dari mana-mana. 

Disebelah selatannya ada warung nasi yang khas dan sangat aku gemari adalah sayur kering tempenya, disamping itu juga sambil bukak tempat pangkas/potong rambut. terus diselatannya lagi ada tempat Tapel Kuda nama pemiliknya kaya gabungan artis yang sangat terkenal saat itu Rono Karno (kakak beradik) kalau nama artis/bintang film Rano Karno tapi wjahnya beda jauh nggak seganteng wajah sang artis.

Depan Tapel Kuda ada Sumur yang besar tempat memandikan/memberi minum dan juga untuk ngombor kuda yang sudah waktunya makan. Tapi kadang-kadang pengunjung pasar menggunakannya untuk cuci tangan dan kaki.

Dan yang terahir adalah Area kesukaan anak-anak seusiaku dan juga yang sudah dewasa, disebelah selatan sumur ada tanah kosong yang berumput sering digunakan untuk ngangon Kebo dan yang paling disukai adalah ikut naik kebo yang sedang merumput, tidak peduli bau kebo yang prengus dan menempel di pakaian sampai pulang. Kalau musim kemarau tempat tersebut juga digunakan untuk tempat main layang-layang dan bermain apa saja di lapangan tersebut. Kadang juga disewa untuk tempat Pasar Malam, ada Dremolem (Komedi Putar), Ombak Banyu yaitu lingkaran yang meliuk-liuk seperti ombak, apabila tidak kuat bisa muntah-muntah seperti mabok kendaraan. Ada Tong Syeitan/Mataram yaitu tong besar yang didalamnya untuk berkendaraan motor yang berputar-putar seperti syeitan. Ada juga Rumah hantu dan lain sebagainya. Terkadang juga ada Layar Tancap penjual obat/jamu, lumayanlah untuk hiburan gratis daripada nonton film di Gedung Dewi yang letaknya di Sebelah Timur Stasiun dan bayar lagi, walaupun saat itu bayarnya variatif, Rp. 50, kalau film yang sudah diputar beberapa kali dan Rp. 100/150 kalau film yang baru diputar satu kali.

Demikianlah kenangan masa kecil di Koplak Dokar yang masih sangat membekas hingga sekarang, dan terkadang ingin sekali memutar waktu untuk kembali ke saat itu. 



3 komentar:

  1. assalamualaikum ..njenengan kr.anyar sih pundi pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya asli kulon pasar (Gg. Sindoro) lingkungannya pak Bambang (pijat), njenengan putranya pak sinten? lahiran tahun berapa? jamannya dulu sering mainnya ya sama Mas Gureng, Yadi, Kenthut dll. Temen sekolah SMP 3 Karanganyar ada Sartinah mba Cici putrane pak Gito dll, asli Kauman.

      Hapus